Pasola Lamboya Ricuh, Ribuan Penonton Tinggalkan Arena

Lamboya-SJ……………….. Ribuan penonton meninggalkan arena pasola karena terjadi kericuhan antar dua kelompok yang berlaga di lapangan pasola Lamboya yakni antara kelompok Lamboya Atas dan Lamboya Bawah, Kamis(20/2/2020) pukul 11.00 wita.

Dua kelompok  warga Lamboya pelaku atraksi Pasola  saling menyerang dengan melemparkan lembing  justru berubah menjadi perang batu. Hal itu terjadi karena   salah satu peserta pasola jatuh terkena lemparan lembing lawan. Melihat temannya terjatuh, sesama teman lainnya beramai-ramai mengambil batu mengejar dan melempari lawan hingga kedua belah pihak  terlibat perang batu.

Namun kejadian itu tidak berlangsung lama  berkat kesigapan aparat kepolisian Polres Sumba Barat dan anggota Kodim 1613 Sumba  Barat yang semenjak pagi hari disiagakan di lokasi kegiatan pasola berhasil meredamnya. Aparat kepolisian beberapa kali mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghentikan aksi saling lempar batu itu.

Dipantau oleh Suara Jarmas,  atraksi pasola di lapangan pasola Lamboya berlangsung sekitar pukul 9.30 wita setelah selesai pasola di Pantai Lamboya. Atraksi pasola dilaksanakan dua kelompok warga Lamboya yakni Lamboya atas dan Lamboya bawah. Masing-masing kelompok berjumlah  puluhan pemain yang menunggang kuda, bersenjatakan lembing  berdiri  berhadapan-hadapan untuk  saling menyerang dengan melemparkan lembing. Atraksi tersebut berlangsung setelah para rato (tua adat) resmi menggelar ritual adat di lapangan pasola dan resmi pula dibuka Asisten Administrasi Pemerintahan Setda Sumba Barat, Yeremias Ndapa Doda.

Nampak ribuan penonton lokal, domestik dan manca negara memadati sekelilng lapangan pasola. Sayangnya atraksi pasola yang berlangsung aman dan lancar, tiba-tiba berubah jadi perang lempar batu antar kedua kelompok setelah salah satu kubu tidak menerima baik salah satu anggotnya terkena lemparan lembing lawan.

Aparat kepolisian terpaksa beberapa kali menembakan peluru ke udara untuk meredam aksi lebih luas. Suasana kericuhan tidak berlangsung lama berkat kesigapan polisi dan anggota TNI di lapangan yang senantiasa siap mengamankan jalanya pasola.

Baca Juga :   SATBRIMOB POLDA NTT KIE 4 YON A SBD LAKUKAN SOSIALISASI MAKLUMAT KAPOLRI

Sementara itu ribuan penonton berhamburan berlari meninggalkan lapangan pasola demi menyelamatkan diri. Warga takut terkena lemparan batu karena batu  bermunculan dari berbagai arah. Para penonton menyesalkan tindakan pemain pasola yang tidak sabar melakukan kericuhan itu. Padahal penonton belum puas menikmatinya. Bahkan sebagian besar penonton baru tiba di lapangan pasola.

Penonton berharap Pemerintah perlu mengambil langkah demi menjaga agar pasola berjalan sampai selesai dengan aman dan lancar. Kalau seperti ini, pasti tahun depan, orang malas datang menonton pasola Lamboya karena identik dengan keributan.

Dina, Resti dan Umbu Yamin, tiga penonton asal Sumba Tengah, mengaku kecewa dengan keributan itu menyebabkan tidak dapat menyaksikan atraksi pasola lebih lama. Ketiganya mengaku belum satu jam menyaksikan atraksi pasola terpaksa harus pulang karena keributan itu. Padahal ketiganya nekat datang menonton pasola meskipun hujan  besar.

Ketiganya juga menyarankan pemerintah Kabupaten Sumba Barat perlu membangun tribun lapangan pasola Lamboya yang lebih luas dan memadai sehingga penonton  nyaman menyaksikan pasola. Dengan demikian,bila terjadi kericuhan, penonton tetap.aman karena berada di tribun.

Camat Lamboya Kabupaten Sumba Barat, Daud Eda Bora ditemui awak media  di Lamboya, Kamis (20/2/2020) mengatakan, sejatinya pemerintah telah memfasilitasi agar pasola berjalan aman dan damai. Untuk urusan keamanan melibatkan tua adat dan tokoh pemuda. Sayangnya, kejadian tersebut tak terkendali karena sangat situasional dengan tensi pemain semakin memanas pula.

Ia menambahkan, dengan kejadian itu memaksa para rato (tua adat) memutuskan menghentikan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. *****

Liputan: Emil Buga,-