LinkAja Kembangkan Ekosistem Digital di Sumba Barat & SBD

Waihura-SJ……  Meriahkan budaya Pasola di Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Barat Daya (SBD) LinkAja kini hadir dan berkomitmen untuk memberikan akses layanan keuangan digital kepada masyarakat yang belum memiliki akses perbankan (unbanked) di seluruh Indonesia (tidak hanya di kota besar), bahkan juga di desa-desa.  

Pada Senin (16-03-2020) di Pantai Waihura Desa Waihura Kecamatan Wano Kaka Kabupaten Sumba Barat LinkAja melakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara LinkAja dengan Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia terkait digitalisasi ekosistem yang ada di kedua kabupaten tersebut.

Samsul Widodo Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementrian Desa dan Transmigrasi Indonesia RI saat menandatangani perjanjian kerjasama disaksikan oleh Verdy Hendra Permadi Deputi Bidang Perencanaan dan Pembangunan Wilayah Link Aja

Proses penandatanganan ini dilakukan ditengah Festival Budaya Pasola, yang merupakan warisan budaya religi sebagai ungkapan rasa syukur dan ekspresi kegembiraan masyarakat penganut agama kepercayaan Merapu atas hasil panen yang melimpah.

Dengan dilakukannya penandatanganan ini, LinkAja telah resmi menjadi pelopor uang elektronik yang melakukan digitalisasi di ekosistem di wilayah Sumba Barat maupun Sumba Barat Daya. Beberapa ekosistem yang sudah menggunakan LinkAja meliputi ekowisata Mangrove Liberani, tiket wisata di Desa Wisata Bali Loku, Kampung Adat Prai Ijing, Bodo Ede dan Prai Goli, paket wisata Sumba yang dapat dipesan secara online di website Goers, dan berbagai macam rumah makan yang ada di Tambolaka dan Waikabubak. Ke depannya, LinkAja juga akan hadir untuk mendukung kemudahan transaksi nontunai di Desa Wisata Pajoreja, Kabupaten Nagakeo, Nusa Tenggara Timur.

Penggunaan QR Code (Quick Response) Code standar Indonessiayang diadopsi dalam pembayaran secara elektronik di kedua area tersebut sudah menggunakan standar QRIS, sehingga memungkinkan para wisatawan untuk bertransaksi dengan menggunakan beragam penerbit sistem pembayaran. LinkAja juga menghadirkan experience booth yang berlokasi di Bandara Udara Tambolaka untuk memudahkan para pengunjung yang ingin melakukan aktivasi dan pengisian saldo LinkAja.

Baca Juga :   PUNGLI DI TEMPAT WISATA YANG MERESAHKAN PENGUNJUNG

LinkAja Merupakan uang elektronik nasional kebanggaan Indonesia berbasis server yang merupakan produk andalan dari PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) dan telah terdaftar di Bank Indonesia. Berdasarkan Surat Izin Bank Indonesia Nomor 21/65/DKSP/Srt/B yang dikeluarkan pada tanggal 21 Februari 2019, Finarya secara resmi telah mendapat lisensi/izin dari Bank Indonesia sebagai Perusahaan Penerbit Uang Elektronik dan Penyelenggara Layanan Keuangan Digital Badan Hukum.

Haryati Lawidjaja, POH Direktur Utama LinkAja mengatakan kehadiran LinkAja di Kabupaten Sumba Barat dan SBD merupakan bentuk komitmen kami untuk meningkatkan pemerataan akses layanan keuangan digital di seluruh Indonesia. Fungsi uang elektronik sejatinya untuk membantu mencapai inklusi keuangan, sehingga masih menjadi tugas kami untuk mencapai masyarakat yang belum memiliki akses perbankan.

“Kami harap kontribusi LinkAja sebagai uang elektronik nasional dapat menjadi solusi bagi berbagai kebutuhan harian, dengan memperluas akses pembayaran yang memudahkan kehidupan masyarakat pulau Sumba sehari-hari” ungkapnya.  

Dalam sambutannya saat penandatanganan perjanjian kerjasama, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo menyambut baik kerja sama ini untuk digitalisasi  promosi dan pemasaran pariwisata yang ditangkap dengan baik oleh dinas pariwisata. Dirinya berharap semua desa wisata yang ada di Sumba bisa dipromosikan secara digital.

Dalam kesempatan tersebut juga Samsul menghimbau kepala desa agar menggunakan dana desa dengan baik.  

“Jangan pake kontraktor tetapi pakai masyarakat sendiri supaya tenaga kerja di desa diberdayakan sendiri” ungkapnya.  

Verdy Hendra Permadi (Deputi Bidang Perencanaan dan Pengembangan Wilayah) yang dihubungi media usai penanda tanganan perjanjian kerja sama mengatakan Link Aja adalah salah satu alat pembayaran dari Indonesia untuk Indonesia, hadir untuk masyarakat NTT secara umumnya.

Baca Juga :   40 Warga Masyarakat Ikut Pelatihan Tata Kelola Destinasi Pariwisata Alor

“Salah satunya adalah eco system touristem, turis/wistawan  yang datang dari kota-kota besar tidak harus kuatir dengan tidak membawa uang tunai, karena sudah disiapkan QR Code, wisatawan tinggal bawa handphone lalu melakukan scan untuk transaksi. Pedagangnyapun memperoleh benefit karena  setiap transaksi tercatat, jadi pedagangnya, UMKMnya atau BUMDES bisa melihat transaksi keuangan hariannya” jelasnya.

Kendala jaringan yang dihadapi di Sumba, Verdy menjelaskan pihaknya akan bekerja sama dan bersinergi dengan semua lembaga yang ada khususnya Telkomsel dan Telkom untuk memastikan jaringan yang ada untuk membantu masyarakat secara digital. Verdy juga berharap kedepan masyarakat di kota Sumba Barat dan SBD terekspos ke kota-kota lainnya, sehingga wisatawan bisa datang dan bisa bertransaksi dengan lancar dengan menggunakan LinkAja.

Hingga saat ini, kemudahan akses transaksi, pengisian saldo, maupun tarik tunai dapat dilakukan di beberapa titik lokasi MILA (Mitra LinkAja), Bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), ATM Link Himbara, dan jaringan ATM Bersama yang tersebar di Pulau Sumba. Dengan menggunakan LinkAja, masyarakat akan sangat dimudahkan dalam melakukan pembayaran kebutuhan esensialnya, seperti pembayaran listrik, BPJS, bahan bakar di SPBU Pertamina, pengiriman uang melalui nomor telepon dan antar rekening bank, pembayaran transportasi umum, donasi di rumah ibadah maupun kebutuhan esensial lainnya. *****

Liputan: Octa Dapa Talu,-