KADES LOLO OLE BERJANJI FASILITASI BUMDES PEMBUATAN KLOSET

Lolo-Ole-SJ ………………… Walaupun diselingi rintik-rintik hujan hari Kedua Pelatihan Kloset Desa Lolo Ole Kecamatan Wewewa Barat berakhir dengan baik dan peserta dapat menyelesaikan pembuatan kloset dengan didampingi oleh instruktur Weyk Rangga Roko GKS Mata, Sabtu (26-01-2020).

Kepala desa Lolo Ole Marinus Lelu Keda  dalam sambutan penutupnya menegaskan kegiatan pelatihan ini tidak selesai sampai disini saja, jika ada keseriusan dari peserta yang 15 orang saat ini, pemerintah desa akan memfasilitasi dengan melengkapi alat-alat yag dibutuhkan.

“Jika peserta yang mengikuti pelatihan saat ini serius untuk menindaklanjuti desa akan menyiapkan semua sarana yang dibutuhkan. Kalau perlu kita akan jadikan BUMDes agar ada pemasukan untuk desa maupun masyarakat” ungkapnya.

Lebih lanjut Marinus mengatakan kebijakan ini merupakan wujud dari program pemberdayaan dari desa di tahun 2020 ini. Selain untuk memastikan masyarakat desa Lolo Ole sebagai desa deklarasi STBM,  dirinya program pembuatan kloset ini juga bisa membantu masyarakat untuk meningkatkan pendapatan ekonominya.

Kepala Desa Lolo Ole, Marinus Lelu Keda

“Selain sebagai petani, peserta yang mengikuti pelatihan ini berlatar belakang tukang semua, sehingga kalau dikelola dengan baik produksi kloset ini bisa membantu menambah penghasilan mereka. Kita produksi saja dulu untuk pemasarannya desa akan membantu memasarkannya, karena desa sehat adalah program utama dalam program Bupati dan Wakil Bupati sekarang ini” tuturnya lebih jauh.

Brigpol Niirwan dari Babinkamtibmas yang juga turut hadir mengikuti pelatihan pembuatan kloset ini mengapresiasi pemerintah desa Lolo Ole yang menyelenggarakan pelatihan ini. Dirinya melihat ada potensi besar yang dimiliki oleh peserta pelatihan yang dalam tempo 2 hari saja sudah bisa memahami semua materi yang diberikan oleh intruktur.

Baca Juga :   11 Orang Aparat Desa Watu Kawula Dilantik

“Program ini sangat bagus untuk pemberdayaan masyarakat, jika masyarakat mempunyai keahlian dan difasilitasi oleh desa saya yakin akan berhasil, asal tahap pertama agar secara bersama-sama dulu, jangan langsung dipecah supaya tidak ada persaingan dalam desa sendiri” katanya.

Nirwan juga menghimbau peserta agar setelah resmi beroperasi nanti agar tetap mendengar dan patuh pada Pemerintah Desa yang sudah menginisiasinya. Harus tetap ada kekompakan dan menjaga mutu dan kualitas kloset yang diproduksi nanti.

“Pekerjaan ini khan santai, bisa dikerjakan setelah pulang dari kebun, dari kantor dan kegiatan lainnya, karena cetakan harus 1×24 jam baru dibuka. Tetapi apa yang diarahkan oleh Pemerintah Desa agar harus ditaati, jangan sampai baru produksi 1-2 bulan sudah mulai melawan dan lain sebagainya” himbau Brigpol Irwan.

Petrus Bobo Mila salah satu peserta pelatihan yang ditemui media merasa dan bangga puas setelah mengikuti pelatihan ini. Pelatihan ini sudah memotivasi dirinya dan peserta lain karena keahlian yang dimilki ini merupakan peluang dan kesempatan kerja baru bagi mereka.

Dirinya merasa yakin jika dilanjutkan pembuatan kloset di desa nanti, tidak akan sia-sia karena barangnya dibutuhkan di masyarakat dan untuk menjualnya tidak harus buru-buru karena barang yang tidak busuk atau rusak.

“Jika desa bisa membantu kami dengan menyiapkan peralatan seperti mal kloset, kompresor, cat, semen dan lain sebagainya, kita akan mempu memproduksinya sendiri untuk kebutuhan dalam desa dan bahkan kita bisa jual keluar desa” ujarnya.

Dirinya masih mengharapkan agar kedepan terus diadakan pelatihan-pelatihan seperti ini untuk meningkatkan mutu dan kualitas mereka, sehingga hasil yang diharapkan setelah memproduksi kloset tidak kalah dengan kualitas yang ada dijual di toko-toko.

Baca Juga :   SATU NAMA GELAR PELATIHAN PENYUSUNAN RKPDES DAN APBDES

Intrsuktur dari Weyk Rangga Roko GKS Mata Lodowaik L. Raya dalam penutupan kegiatan mengatakan respon bapak desa merupakan respon positif,  tinggal yang dibutuhkan sekarang keseriusan dari peserta pelatihan untuk.menindaklanjutinya.

“Kalau mau ikut yang sebenarnya pelatihan 2 hari ini terlalu singkat, tetapi karena pesertanya adalah tukang semua, maka mudah bagi memberi pemahaman, dan kami juga yakin melihat keseriusan mereka dalam 2 hari ini” ungkapnya.

Lodo menyayangkan adanya kendala dalam pelatihan ini karena musim hujan sehingga belum optimal dalam melakukan kegiatan pelatihan ini. Dirinya menegaskan jikalau dikemudian hari peserta maupun pemerintah desa masih membutuhkan dukungan weyk, pihaknya akan selalu siap selalu.

“Yang penting disini adanya keberlanjutan sehingga tidak sia-sia waktu dan anggaran yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah desa. Pemberdayaan masyarakat merupakan hal positif disini, dana desa benar-benar difungsikan untuk memberdayakan masyarakatnya” ujar Lodo L. Raya yang juga adalah Sekretaris Dinas PMD SBD.*****

Liputan: Octav Dapa Talu,-