HARIS AZHAR BUAT PARA PEGIAT KEMANUSIAAN SBD GELISAH

Tambolaka-SJ……..  Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan/tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud kearah yang lebih baik. Salah satu tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia. KIsah Poroduka di Sumba Barat pun belum hilang dari ingatan kita yang merupakan satu pelaggaran HAM.

Sejalan dengan itu pada Jumat, 27 Juli 2018 yang lalu Kegiatan Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Jaringan Relawan Untuk Kemanusiaan (J-RUK) Sumba  menyelenggarakan seminar nasional dengan menghadirkan narasumber tokoh dan ahli hukum HAM Nasional Haris Azhar M.A  di Aula Gedung Serba Guna (GSG) Weetabula Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).

Materi yang disampaikan oleh Haris Azhar terkait pemahaman serta advokasi tentang Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi materi teknis untuk memotivasi para pegiat kemanusiaan SBD.

“Kalian sebagai pegiat kemanusiaan yang ada disini harus merasa gelisah. Jangan hanya berdiam diri apalagi jadi penonton saja ketika ada kesewenang-wenangan dan pelanggaran HAM yang terjadi di masyarakat. Kalian harus berani bergerak dan menyuarakanya,” Kata Haris Azhar memotivasi.

Direktur Lokotaru Law And Human Right itu lantas mengangkat kisah Poroduka yang mati tertembus peluru aparat karena mempertahankan tanah leluhurnya yang mau diambil paksa oleh PT. Sultra Marosi. Serta kasus lain tentang perampasan tanah hak ulayat yang terjadi di Sumba namun selama ini tidak pernah terekspos.

Baca Juga :   KOMPAK INDONESIA APRESIASI BUPATI MALAKA AUDIT PARA KEPALA DESA

Lebih lanjut Haris Azhar berpesan agar para pegiat kemanusiaan bersama-sama dengan Organisasi-organisasi kemahasiswaan serta LSM untuk selalu bekerja sama dan tanggap serta peduli terhadap beberapa kasus pelanggaran HAM yang ada di Sumba.

“Sebagai pegiat kemanusiaan kalian bekerja sama dengan para OKP dan LSM yang ada disini dan mestinya kalian peduli. Banyak sekali peristiwa di Sumba yang luput dan tidak terungkap karena tidak ada yang berani menyuarakanya dan tidak pernah ada yang mengawal kasusnya sehingga kalaupun ada yang berani lapor tentang pelanggaran HAM kasusnya akan hilang begitu saja karena tidak terkawal,”pesan Haris kepada para pegiat kemanusiaan SBD.

Apresiasi disampaikan oleh Ayub Bili salah seorang peserta Seminar “Kami berbangga dengan kegiatan ini karena sangat bermanfaat sekali bagi kami yang selama ini tidak pernah tau tentang HAM. Sehingga dengan adanya kegiatan ini nantinya kami bisa advokasi dan tau ranah mekanismenya seperti apa ketika ada pelanggaran HAM yang terjadi di masyarakat,” ungkapnya.

Kegiatan kemudian ditutup oleh Jonathan Agu Ate, pegiat HAM sekaligus perwakilan korban pelanggaran HAM di Marosi yang sangat mengapresiasi kegiatan serta kunjungan Haris Azhar di Sumba.

“Semoga dengan adanya seminar ini mampu membuka mata kita sebagai para pegiat HAM di tanah marapu ini untuk bersama-sama terus berjuang demi keadilan serta semoga dengan kunjungan pak Haris Azhar ini dapat meninggalkan kesan baik bagi para korban pelanggaran HAM bahwa mereka masih dipedulikan serta masih ada yang memperjuangkan. Mudah-mudahan dengan kesempatan ini bisa memberi motivasi dan semangat bagi para korban pelanggaran HAM yang ada di Sumba,” harap Nathan.(JNL),-